Tuesday, December 18, 2012

Saturday, December 15, 2012

Alexandra Rhea Wicaksono

Actually i don’t know ini kelemahan apa kelebihan. Tapi sejujurnya gue selalu benci penulis yang bikin gue extremely in love with their character, the ‘boy’ i mean. It makes me wondering all the time if the boy were real. Serius deh, bikin gemes. Tapi sampe sekarang tikih yang masih selalu ngena dan bikin gue masih jatuh cinta dan berharap punya suami perpaduan antara Remi “Perahu Kertas” Evan “Promise Promises” dan bertambah satu lagu Beno “Twivortiare”. Ugh.....nyari cowok2 calon laki kayak mereka itu dimana ya?

Sebenernya yang mau gue bahas tentang mereka bertiga yang gue sedang membayangkan aja kalo dalam 1 sosok ada perpapduan diantara ketiganya. Wish he will be my husband, then. Gue mau bahas novel Twivortiare yang baru aja beres gue baca sekitar 2 jam yang lalu. Divortiare nya sih udah gue baca dari lama. Lanjutannya baru dapet pinjeman *nyengir kuda*

 Gue gak mau nyeritain gimana ceritanya, i’ll only write down a love letter from Beno to Alex.

Dear Alexandra, terima kasih ya tadi malam udah menyelimuti aku. Bangun tidur dan merasakan badan aku hangat karena diselimuti kamu itu rasanya tenang dan lega, Lex, bahwa kamu masih mau memperhatikan aku walaupun saat ini ngomong sama aku pun kamu nggak mau lagi. Terima kasih selama ini kamu juga mememberikan perhatian, rasa tenang, dan hangat itu kepada aku setiap malam, Alexandra. Aku pergi ke rumah sakit untuk berusaha membuat pasien tetap hidup, tapi aku pulang setiap malam ke kamu karena cuma kamu yang bisa buat aku tetap ingin hidup. Aku pulang setiap malam dengan rasa kecanduan perhatian, rasa tenang, hangat, dan semua perasaan yang bikin aku tetap hidup yang kamu berikan, Alexandra. Sepanjang hari aku hidup untuk menolong orang, sepanjang hari itu juga aku bertahan karena aku tahu setelah setiap hari yang berat itu aku punya kamu sebagai tujuan pulang. Setiap aku merasa capek banget berdiri seharian demi membedah orang, aku ingat bahwa nanti waktu aku pulang ke rumah ada kamu yang memeluk aku, dan mengelus-elus punggung aku yang pegal berat ini, Alexandra. Tahu bahwa ada kamu di rumah setiap malam adalah satu-satunya hal yang bisa bikn aku bertahan dalam tekanan apa pun yang aku hadapi tiap hari di rumah sakit. My patience owe their lives not to me, but to you, because you’re the one who can make me function every single day. Maafkan aku, karena aku lupa bahwa keberadaan kamu sebagai istri bukan cuma untuk memberikan perhatian, rasa tenang, rasa hangat dan sayang kepada aku, suami kamu. Aku lupa bahwa keberadaan kamu bukan hanya untuk memuaskan kebutuhan dan kecanduan aku pada kamu. Maafkan aku, Lex, karena di saat kamu ngerti banget gimana membuat aku bahagia, suami kamu ini justru nggak mengerti gimana caranya buat kamu merasa yang sama. Merasa disayang, diperhatikan, dijadikan nomor satu, seperti yang kamu berikan kepada aku. Jadi supaya aku bisa jadi suami yang lebih baik buat kamu, karena istri yang sempurna seperti kamu berhak mendapatkan aku yang sempurna juga, mohon bersabar dan ajari aku ya. Sejak aku pertama sayang kamu hampir 7 tahun yang lalu, tiap hari aku belajar kamu, Lex. Aku belajar apa yang bikin kamu tertawa, apa yang bikin kamu sedih. Aku merasa gagal banget waktu aku sadar bahwa bertahun-tahun aku belajar kamu, ternyata aku masih juga menyakiti kamu. Disaat aku merasa udah hafal apa saja yang bikin kamu menangis jadi aku menghindari semua hal-hal tu, air mata kamu masih saja jatuh juga, Lex. Aku nggak pinter dengan kata-kata, aku juga nggak pinter menunjukkan perasaan aku, aku mungkin juga nggak pinter menjaga perasaan kamu, tapi aku ingin kamu tahu kalau aku cinta mati sama kamu, Lex. Aku nggak mau perempuan lain sampai kapan pun. Jadi ajari aku ya, Lex. Mohon sabar dan ajari Beno-nya kamu ini biar bisa membuat kamu merasakan cinta matinya aku sama kamu setiap hari. Maaf aku harus minta maaf pakai tulisan yang jelek ini. Aku takut salah bicara dan makin menyakiti kamu kalau aku ngomong langsung, Yang. Udahan ya marahnya, Yang. Aku udah nggak kuat lagi tidur lebih dari 2 malam ini tanpa merasakan hangat dan tenangnya memeluk kamu. Sayang kamu banget, Alexandra, lebih dari apapun. -Beno


And this some quotes...

“Just because someone doesn’t love you the way you want him to, doesn’t mean he doesn’t love you with everything he has.”
“Kamu tahu,sayang,sakit yg di sini (stroking my tummy) dan yang di sini (touching my forehead), itu semuanya dari sini (touching my chest).”
“Orang-orang cenderung menilai kebahagiaan itu dari apa yang belum mereka punya, padahal seharusnya kita menilai kebahagiaan itu dari apa yang sudah kita punya.”
“Kalau kita punya niat baik dan tulus, pasti akan dibantu Allah. Tapi kita hanya manusia, kita nggak boleh ngatur-ngatur gimana datangnya bantuan itu.”
“If somebody is dumb enough to walk away and leave you, then you must be smart enough to let them go.”
“It’s easy to find someone whom you can laugh with, but it’s not easy to find someone whom you can endure the sadness together with.”
“it’s impossible for us to find a perfect spouse if we model him/her toward someone, atau toward our own sets of criteria.”
“If you find a guy like this, yang nggak macem-macem, dan sayang banget sama lo, udah deh kawinin aja. Hidup lo akan tenang. Percaya deh ama gue.”
“sometimes the greatest moments of your life present itself in the form of a nearness to someone you love.”
“I think we like to complicate things when it is really quite simple; find what it is that makes you happy and who it is that makes you happy and you’re set. Promise.”
“Just because someone doesn’t love you the way you want him to, doesn’t mean he doesn’t love you with everything he has. | Learned that the hard way.”
“Commitment is a funny thing, you know? It’s almost like getting a tattoo. You think and you think and you think and you think before you get one. And once you get one, it sticks to you hard and deep.”
“You’re not really a couple until you can enjoy each other’s company in silence”.
"The simplest thing in life are what make us happy eventually. A warm and comfy home, being loved , and knowing that somebody can't live without you."

Sebenernya masih banyak.... and below some conversation between alex and beno.

“Kamu digaji berapa sih ama kantor itu, Lex? Kalau kamu resign juga aku masih sanggup ngasih uang saku segitu.” *lagi ngebayangin berapa banyak gaji nya Beno*

“...kalau aku bilang ke kamu aku mau melakukan A buat kamu, itu artinya aku benar-benar akan melakukan A buat kamu.”

 “You always have my undivided attention, Alexandra.”

 “Kamu kenapa-napa? Alex, kamu nggak apa-apa?”  “Maafin aku ya, Hon. I’m so sorry. I know i shouldn’t have driven your car. Maaf ya, Hon. Jangan marah ya...” “Sayang udah jangan nangis ya.dengertin aku nanya, aku nanya kamu nggak apa-apa? Terus kenapa nangis?” “Takut dimarahin kamu karena udah ngerusak mobilnya.” “Udah, nggak apa-apa. Aku nggak marah, Alexandra. Aku segitu menakutkannya buat kamu sampe kamu nangis takut dimarahin? Sayang denger aku. Yang istriku siapa? Kamu atau mobilnya? “ “So you’re okay, Hon?” “Are you okay? You’re not hurt? “ “I’m okay.” “Then I’m okay.”

"You don't have to like everybody and everybody doesn't have to like you."

"Being in love with someone is like lettin him point a gun to your head and trusting him not to pull the trigger."

Saturday, December 8, 2012

How I always adore you, dad.

Hay.............abis ilang dompet nih. Tepatnya sih kecopetan diangkot gitu. Ceritanya gue sama temen les gue, namanya Caca, abis makan dari tempat nasi goreng @mang_asap. Abis penasaran sama nasi goreng level-nya itu. pas baliknya, ya begitulah.............. Males nyeritainnya. Bikin pengen nangis. Bukan uangnya sih yang jadi masalah, tapi kartu-kartunya itu!!!!! Tadi aja pas mau blokir atm gak bisa bikin atm baru lagi gara-gara semua kartu identitas lenyap-_- Btw, hari ini kadar kecintaan gue sama Alm Bokap bertambah. Tadi, pas gue ke kantor polisi minta surat keterangan kehilangan, ditanya kan, “rumahnya dimana?” “di katulampa, pak.” “dimananya?” “bapak tau pak dedi? Saya anaknya.” Dan gue langsung disamperin sama 3 bapak polisi dan disuguhin makan dan minum. Rasanya pengen nangis. Tuhan......Papah udah pergi setahun yang lalu. Dan Alhamdulillah, orang-orang masih selalu nganggep Papah pernah ada. Ini udah kedua kalinya lho. Pertama pas dijalan malem-malem, ditanya hal serupa sama polisi. Dan mereka bilang, “Papah kamu tuh orang baik. Jarang ada orang kayak beliau. Dia gak pernah mandang bulu. Nganggep semua orang sama. Sayangnya dia gak pernah sadar kalau orang-orang cuma pengen duit dia aja.” Dan gue membenarkan hal itu. Papah yang selalu baik ke semua orang. Siapapun dia. Selalu ngajarin gue buat gak sombong dan selalu berbagi. Papah selalu bilang kalau kita ini bukan siapa-siapa. Semua rejeki yang kita punya itu hanya titipan dari yang Kuasa. Gue gak pernah sadar bahwa bokap sehebat ini. Bokap gue bukan orang pinter lulusan s3 yang kerja diperusahaan besar. Bokap cuma lulusan SMA yang kerja di terminal, yang karena kerendahan hatinya, dia diangkat jadi pengurus beberapa perusahan bus besar. Dan karena beliau gak pernah punya pikiran jelek sama orang, dia punya banyak kenalan di kota ini. Bukannya sombong atau gimana, polisi mana yang gak kenal sama bokap. Walikota pun waktu pemilihan dateng kerumah untuk minta tolong. Gue selalu kagum sama sifat kerendahan hatinya, yang gak pernah suudzon sama orang, yang nganggep semua orang itu sama. Dad, i love you. More than anyone else loves their dad.

Sunday, December 2, 2012

Kepada Hati

Tuhan, kali ini surat saya bukan untuk-Mu.
Tenang saja Tuhan, saya sudah mulai bisa menerima sekaligus mengerti setelah saya dengan susah payah meraba-raba, arti dari semua badai ini.
Hati, aku mohon.
Sekali lagi saja, bertahan lah untuk saya.
Berusahalah agar menjadi lebih kuat.
Agar menjadi lebih tegar.
Saya hanya bisa bergantung padamu kali ini, Hati.
Saya mengerti, dan saya juga merasakan selelah apa kamu saat ini dengan segala badai yang menerpa.
Tapi saya mohon, bertahanlah.
Saya sudah tidak tahu harus meminta kepada siapa lagi selain kepadamu.
Bukankah dulu kamu sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini?
Bukankah dari dulu tugasmu hanya untuk membohongi otak agar saya tidak perlu menunjukkan serapuh apa kamu saat itu?
Bukankah begitu, Hati?
Maaf, maafkan saya Hati.
Saya tahu, luka kamu bukan hanya luka biasa.
Maaf karena otakku belum mengerti bagaimana mengatur segalanya agar tidak menyakitimu.
Tapi tenang saja, Hati, aku sudah mulai belajar agar tidak menyakiti kamu.
Hatiku sendiri.
Finger Peace Sign