Sunday, January 30, 2011

Ini (masih) Tentangmu

Aku mendengar suara gemuruh pendukung -yang aku yakini- dari sekolahmu. Ternyata aku benar. Dengan tergesa-gesa aku mengantri untuk masuk ke lapangan indoor di GOR kotaku, berharap melihat dirimu sedang melempar bola basket, dengan peluh yang menghiasimu, yang selalu aku suka. Ternyata aku salah. Aku telah menelusuri semua pemain di sekolahmu, tetapi nihil. Kau tak bergabung dalam tim basket? Aku duduk di bangku undakan paling bawah, menaruh kepalaku di bahu temanku. 'Dia gak ada.' kataku lirik, berbisik untuk diriku sendiri. Tak ada yang mendengar, kondisi GOR saat ini sangat ramai. Maklum, pembukaan DBL COMPETITION. Teman-teman mengajak berpindah tempat, aku dengan malas mengiyakan.
Dari sudut mataku pun aku tahu itu pasti kau.
Kau duduk di undakan ke 4 menggunakan kaus berwarna hitam dengan sweater tersampir dibahumu.
Disampingmu, duduk wanita -kekasihmu- menggunakan seragam pramuka sedang bercengkrama denganmu.
Dada ini terasa sesak.
Memang, aku ingin bertemu denganmu, tapi....tidak dengan dia.
Aku berbisik pada Qisti, mengatakan bahwa ia ada disini. Di atas kita. Hanya dipisahkan 2 undakan. Aku bilang aku kuat, dan aku hanya ingin duduk. Itu karena kaki ini terlalu lemas untuk menahan.
Tapi nyatanya, aku menangis. Aku tak pernah sanggup bertemu denganmu, bersama wanitamu.
Di dalam GOR itu, keadaan sangat ramai. Tapi tetap saja, kamu tak bisa mengalihkan pikiranmu. Aku selalu membuat alasan untuk bisa menoleh ke atas-belakang, agar bisa menikmati setiap lekuk wajahmu. Masih sama. Senyum yang selalu mendamaikan hatiku. Tapi senyum itu bukan lagi untukku.
Aku dan teman-teman bergegas menuju tempat supporter sekolah kami berkumpul. Walau dalam keadaan risuh, aku tetap saja mencarimu, ingin terus mengintilmu, agar aku tahu kemana kamu pergi. Gila.
Sampai akhirnya, aku menemukan kau telah hilang. Entah ditelan oleh puluhan orang di depanmu atau kan sudah pergi.
Aku meringis cinta. Masih adakah kesempatan untukku menikmati lekuk wajahmu? Kapan? Terakhir kita bertemu selain hari ini, 10 Oktober 2009. Ditempat ini juga. Aku suka ketika ada ada kompetisi basket, karena dengan mudah aku akan menemuimu. Aku mengecek twitter wanitamu. Oh, ternyata kalian malam minggu ke cisarua? Have fun:D.

Aku berharap ini semua memang yang terbaik. Aku ingin melihat caramu me-shoot bola ke ring. Aku ingin menikmati setiap peluh yang menghasi lekukan wajahmu.

Maaf....
Love, Dhita.

Saturday, January 29, 2011

'Do you remember the nights we stayed up, just laughing smiling for hours at anything? Remember the nights we drove around crazy in love? Do you remember the nights we made our way dreaming hoping of being someone big?'


We'll be Dream - We The Kings

Thursday, January 20, 2011

Kapan dinding itu bisa aku tembus?

Ayah, aku rasa aku begini karena sejak dulu ada yang takbiasa antara kita.
Aku kehilangan figur ayah yang selalu mendukungku
Aku lupa rasanya dibelai oleh rasa sayangmu
Aku lupa rasanya dikecup hangat olehmu
Aku lupa cara aku meminta sesuatu darimu
Aku bahkan lupa, suaramu ketika memanggilku dengan penuh cinta.
Aku lupa senyum sumringahku ketika mendapat sesuatu darimu.
Aku ingin, ingin itu ada dalam hidupku.

Aku tahu, kau memang seorang dengan sifat cuek tetapi sarat perhatian.


Aku tak mengerti, apa aku yang belum bisa berpikir dewasa, atau yang aku pikirkan ini benar.
Aku akui, aku memang sedikit menuntut darimu.
Aku meminta sedikit perhatian lebih darimu.
Aku telah melakukan segala yang terbaik untukmu, untuk kedua orang tuaku.
Aku ingin menjadi yang terbaik.
Tapi mengapa kau tak pernah membuka mata dan telingamu, melihat dan mendengar sedikit saja tentang aku.
Bukan aku merasa sudah menjadi yang terbaik sehingga aku seenaknya seperti itu, tidak.
Malah sepertinya aku merasa sudah lelah untuk semua.
Karena toh, kau tak pernah menoleh ke arahku.

Ayah, aku lelah.
Entah mengapa, mungkin karena kita baru bersama semenjak 6tahun belakang, membuat aku tak mengerti semua.
Membuat aku merasa ada sekat tipis kasat mata diantara kita.
Ada sesuatu yang takbisa aku pahami.
Ada sesuatu yang membuatku tak terbiasa, membuatku canggung.
Berbeda dengan ketiga kakakku yang lain, yang sejak lahir sudah bersamamu.
Bukan aku merasa dianak tirikan, bukan. Tho, darahmu mengalir dalam tubuhku, kan?
Mungkin ini memang pikiran dangkalku, bahwa aku sebenarnya belum bisa dewasa.
Tho aku pun hanya anak biasa, dengan kemampuan seadanya, yang mau tak mau harus kau akui, dengan kemampuan paling memuaskan -bukan sombong.
Tapi tho kemampuanku hanya rata-rata. Aku tidak masuk 10 besar dalam kelas unggulan.
Tidak.
Tapi setidaknya... .yaaa...
Yang pasti, jauh dilubuk hati ini, keinginan untuk membuat rasa bangga meletup dalam hatimu itu berada dalam barisan paling awal.

Aku tidak tahu kapan sekat tipis itu dapat kita runtuhkan.
Menjadikan hubungan kita yang lebih baik.

Love, your little daughter.

Friday, January 14, 2011

"I'll scream loud at the top of my lungs tonight, 'Cause you know you will always be my light, Shooting stars could never be this bright Do you know you will always be my light?"

Im Afraid of Losing You - ARTTM
"Does she watch your favorite movies? Does she hold you when you cry? Does she let you tell him all your favorite parts When you've seen it a million times? Does she sing to all your music While you dance to Purple Rain? Does she do all these things Like I used to?"

Like We Used To - ARTTM
"I leave my window open Cause I'm too tired at night to call your name Just know I'm right here hoping That you'll come in with the rain I could stand up and sing you a song But I don't want to have to go that far And I, I got you down I know you by heart And you don't even know where I start Talk to yourself Talk to the tears Talk to the man who put you here And don't wait for the sky to clear"
Come In With The Rain - Taylor Swift
Try to learn something about everything and everything about something. #viatumblr
Seperti debu. Cinta tidak akan menghilang sekuat apapun kita memaksanya. Dan mungkin, itulah aku..kepadanya..

-Anindhiya
Pernahkah kamu mencintai seseorang, hingga lupa mencintai dirimu sendiri ?
Pernahkah kamu mengharapkan seseorang, hingga kamu mati rasa pada yang lain ?
Pernahkah kamu menanti seseorang, hingga waktu terpaksa menghentikanmu ?


-Anindhiya♥
Aku tidak peduli akan raganya, meski ia sempurna..
Aku butuh jiwanya Menyentuh rasanya Sedikit memeluk senyumnya Menggenggam ceritanya Ikut merajut mimpinya Hanya ingin menemaninya Menjaga indah tawanya Mendekap bahagianya yang sempurna Larut akan tingkahnya Ingin dirinya terus bercahaya Dia yang istimewa seperti biasanya.


-Anindhiya

Aku Tahu, Dari Kamu

Aku tahu rasanya dikhianati. Aku tahu sakitnya didustai. Aku tahu perihnya dilukai. Aku tahu sepinya ditinggali. Aku tahu lelahnya terus menanti. Aku tahu rindunya kepada orang yang tak mungkin hadir lagi. Aku tahu itu semua. Dari kamu.


Aku tahu melambungnya digombali. Aku tahu tersipunya dirayu. Aku tahu tersanjungnya dibuai. Aku tahu rasanya pipi ini merona. Aku tahu hangatnya belaian yang spesial. Aku tahu indahnya dicintai. Aku tahu nikmatnya dikasihi. Aku tahu itu semua. Dari kamu.


Ini bukan apa-apa. Sepenggal kata-kata tak bermakna yang hanya akan tersapu ombak dipantai sana.


Aku masih ingin kamu. Walau kutahu itu tidak mungkin. Aku masih terus berusaha tulus dan ikhlas. Walau kadang aku merasa lelah. Aku masih terus berdoa agar kamu baik-baik saja. Walau bukan denganku. Itu untuk kamu. Demi kamu. Orang yang masih aku sayangi.


Kadang ketika aku memimpikan segala tentang kita yang penuh dengan keindahan, aku hanya dapat meneguk ludah kecewa. Itu hanya mimpi.


Kadang aku pun harus terus mengukuhkan hati. Bahwa tak ada yang tak mungkin. Tapi sampai kapan aku terus menanti dan yakin, bahwa kau akan kembali?


Kadang aku iri kepada siapapun yang dengan mudahnya memindahkan hatinya ke hati yang lain. Bukan seperti aku, sudah tahun ke-3. Sampai tahun ke berapa aku menanti?


Aku masih tidak percaya, bagaimanapun aku sudah tidak akan bisa menyentuh duniamu se-inci pun. Duniamu dan duniaku sudah jauh berbeda. Bahkan kau sendiri pun jauh berubah.


Aku hanya bisa berdoa. Berharap agar ini semua memang yang terbaik. Ini jalan yang Tuhan pilih untuk kita. Berdoa, agar semua memang akan indah pada waktunya. Berdoa, agar aku yakin akan segalanya.



Love, Dhita.
Finger Peace Sign