Tuesday, September 25, 2012

Untuk kamu, terimakasih.

Rasa ini asing.
Menyelinap begitu jauh ke dalam lubuk hati ini.
Ingin mengenyahkannya, tapi entah mengapa, seperti ada elektron.
Rasa ini membuatku nyaman akan kehadirannya disana.
Ini seperti candu yang telah lama aku kehilangan.
Aku rindu akan rasa ini.
Tapi tak juga bahwa aku menyukainya.
Rasa ini membuat otak dan hatiku berjalan tidak seiring seperti biasanya.
Mungkin ini yang orang bilang, aku jatuh cinta, jatuh cinta untuk kesekian kalinya.
Jatuh cinta dan berharap si pelaku yang membuatku jatuh akan menangkapnya.
Walau hanya harap, tapi bolehkah aku sedikit berharap?
Walau harap hanya tinggal harap. Ini rasa yang telah lama hilang dari hidupku.
Dan rasa ini kembali membuat hari-hariku berbeda.
Ada sensasi berbeda ketika hanya mendengar namanya.
Apalagi ketika bercerita tentangnya, emosi dan binar mata ini, selalu menyala.
Aku sudah terlalu lelah, sebenarnya, untuk berharap.
Tapi bukankah, sebagai manusia, kita perlu untuk berharap?
Walau harus disertai usaha, dan ternyata, usaha yang sudah aku lakukan hanya berbuah sesuatu yang sebenarnya ingin aku dapatkan saat awal.
Dan kini, aku malah mengharap buah yang lebih.
Tuhan, biarkan candu ini tinggal lebih lama dihatiku.
Tapi tolong Tuhan, jangan biarkan aku sakit karena candu ini.
Tetapi tiba-tiba, asa itu kini menghilang, sebelum sempat aku merasakan ia berkembang.
Menghilang secara paksa, karena aku tahu, selama apapun rasa ini akan bertahan, sakitnya tak dapat aku tahan setelahnya.
Biarkan ia menghilang dan aku hanya dapat berucap syukur.
Terimakasih pernah singgah dan mewarnai beberapa lembar hari di hidupku.
Finger Peace Sign