Tuesday, December 18, 2012

Saturday, December 15, 2012

Alexandra Rhea Wicaksono

Actually i don’t know ini kelemahan apa kelebihan. Tapi sejujurnya gue selalu benci penulis yang bikin gue extremely in love with their character, the ‘boy’ i mean. It makes me wondering all the time if the boy were real. Serius deh, bikin gemes. Tapi sampe sekarang tikih yang masih selalu ngena dan bikin gue masih jatuh cinta dan berharap punya suami perpaduan antara Remi “Perahu Kertas” Evan “Promise Promises” dan bertambah satu lagu Beno “Twivortiare”. Ugh.....nyari cowok2 calon laki kayak mereka itu dimana ya?

Sebenernya yang mau gue bahas tentang mereka bertiga yang gue sedang membayangkan aja kalo dalam 1 sosok ada perpapduan diantara ketiganya. Wish he will be my husband, then. Gue mau bahas novel Twivortiare yang baru aja beres gue baca sekitar 2 jam yang lalu. Divortiare nya sih udah gue baca dari lama. Lanjutannya baru dapet pinjeman *nyengir kuda*

 Gue gak mau nyeritain gimana ceritanya, i’ll only write down a love letter from Beno to Alex.

Dear Alexandra, terima kasih ya tadi malam udah menyelimuti aku. Bangun tidur dan merasakan badan aku hangat karena diselimuti kamu itu rasanya tenang dan lega, Lex, bahwa kamu masih mau memperhatikan aku walaupun saat ini ngomong sama aku pun kamu nggak mau lagi. Terima kasih selama ini kamu juga mememberikan perhatian, rasa tenang, dan hangat itu kepada aku setiap malam, Alexandra. Aku pergi ke rumah sakit untuk berusaha membuat pasien tetap hidup, tapi aku pulang setiap malam ke kamu karena cuma kamu yang bisa buat aku tetap ingin hidup. Aku pulang setiap malam dengan rasa kecanduan perhatian, rasa tenang, hangat, dan semua perasaan yang bikin aku tetap hidup yang kamu berikan, Alexandra. Sepanjang hari aku hidup untuk menolong orang, sepanjang hari itu juga aku bertahan karena aku tahu setelah setiap hari yang berat itu aku punya kamu sebagai tujuan pulang. Setiap aku merasa capek banget berdiri seharian demi membedah orang, aku ingat bahwa nanti waktu aku pulang ke rumah ada kamu yang memeluk aku, dan mengelus-elus punggung aku yang pegal berat ini, Alexandra. Tahu bahwa ada kamu di rumah setiap malam adalah satu-satunya hal yang bisa bikn aku bertahan dalam tekanan apa pun yang aku hadapi tiap hari di rumah sakit. My patience owe their lives not to me, but to you, because you’re the one who can make me function every single day. Maafkan aku, karena aku lupa bahwa keberadaan kamu sebagai istri bukan cuma untuk memberikan perhatian, rasa tenang, rasa hangat dan sayang kepada aku, suami kamu. Aku lupa bahwa keberadaan kamu bukan hanya untuk memuaskan kebutuhan dan kecanduan aku pada kamu. Maafkan aku, Lex, karena di saat kamu ngerti banget gimana membuat aku bahagia, suami kamu ini justru nggak mengerti gimana caranya buat kamu merasa yang sama. Merasa disayang, diperhatikan, dijadikan nomor satu, seperti yang kamu berikan kepada aku. Jadi supaya aku bisa jadi suami yang lebih baik buat kamu, karena istri yang sempurna seperti kamu berhak mendapatkan aku yang sempurna juga, mohon bersabar dan ajari aku ya. Sejak aku pertama sayang kamu hampir 7 tahun yang lalu, tiap hari aku belajar kamu, Lex. Aku belajar apa yang bikin kamu tertawa, apa yang bikin kamu sedih. Aku merasa gagal banget waktu aku sadar bahwa bertahun-tahun aku belajar kamu, ternyata aku masih juga menyakiti kamu. Disaat aku merasa udah hafal apa saja yang bikin kamu menangis jadi aku menghindari semua hal-hal tu, air mata kamu masih saja jatuh juga, Lex. Aku nggak pinter dengan kata-kata, aku juga nggak pinter menunjukkan perasaan aku, aku mungkin juga nggak pinter menjaga perasaan kamu, tapi aku ingin kamu tahu kalau aku cinta mati sama kamu, Lex. Aku nggak mau perempuan lain sampai kapan pun. Jadi ajari aku ya, Lex. Mohon sabar dan ajari Beno-nya kamu ini biar bisa membuat kamu merasakan cinta matinya aku sama kamu setiap hari. Maaf aku harus minta maaf pakai tulisan yang jelek ini. Aku takut salah bicara dan makin menyakiti kamu kalau aku ngomong langsung, Yang. Udahan ya marahnya, Yang. Aku udah nggak kuat lagi tidur lebih dari 2 malam ini tanpa merasakan hangat dan tenangnya memeluk kamu. Sayang kamu banget, Alexandra, lebih dari apapun. -Beno


And this some quotes...

“Just because someone doesn’t love you the way you want him to, doesn’t mean he doesn’t love you with everything he has.”
“Kamu tahu,sayang,sakit yg di sini (stroking my tummy) dan yang di sini (touching my forehead), itu semuanya dari sini (touching my chest).”
“Orang-orang cenderung menilai kebahagiaan itu dari apa yang belum mereka punya, padahal seharusnya kita menilai kebahagiaan itu dari apa yang sudah kita punya.”
“Kalau kita punya niat baik dan tulus, pasti akan dibantu Allah. Tapi kita hanya manusia, kita nggak boleh ngatur-ngatur gimana datangnya bantuan itu.”
“If somebody is dumb enough to walk away and leave you, then you must be smart enough to let them go.”
“It’s easy to find someone whom you can laugh with, but it’s not easy to find someone whom you can endure the sadness together with.”
“it’s impossible for us to find a perfect spouse if we model him/her toward someone, atau toward our own sets of criteria.”
“If you find a guy like this, yang nggak macem-macem, dan sayang banget sama lo, udah deh kawinin aja. Hidup lo akan tenang. Percaya deh ama gue.”
“sometimes the greatest moments of your life present itself in the form of a nearness to someone you love.”
“I think we like to complicate things when it is really quite simple; find what it is that makes you happy and who it is that makes you happy and you’re set. Promise.”
“Just because someone doesn’t love you the way you want him to, doesn’t mean he doesn’t love you with everything he has. | Learned that the hard way.”
“Commitment is a funny thing, you know? It’s almost like getting a tattoo. You think and you think and you think and you think before you get one. And once you get one, it sticks to you hard and deep.”
“You’re not really a couple until you can enjoy each other’s company in silence”.
"The simplest thing in life are what make us happy eventually. A warm and comfy home, being loved , and knowing that somebody can't live without you."

Sebenernya masih banyak.... and below some conversation between alex and beno.

“Kamu digaji berapa sih ama kantor itu, Lex? Kalau kamu resign juga aku masih sanggup ngasih uang saku segitu.” *lagi ngebayangin berapa banyak gaji nya Beno*

“...kalau aku bilang ke kamu aku mau melakukan A buat kamu, itu artinya aku benar-benar akan melakukan A buat kamu.”

 “You always have my undivided attention, Alexandra.”

 “Kamu kenapa-napa? Alex, kamu nggak apa-apa?”  “Maafin aku ya, Hon. I’m so sorry. I know i shouldn’t have driven your car. Maaf ya, Hon. Jangan marah ya...” “Sayang udah jangan nangis ya.dengertin aku nanya, aku nanya kamu nggak apa-apa? Terus kenapa nangis?” “Takut dimarahin kamu karena udah ngerusak mobilnya.” “Udah, nggak apa-apa. Aku nggak marah, Alexandra. Aku segitu menakutkannya buat kamu sampe kamu nangis takut dimarahin? Sayang denger aku. Yang istriku siapa? Kamu atau mobilnya? “ “So you’re okay, Hon?” “Are you okay? You’re not hurt? “ “I’m okay.” “Then I’m okay.”

"You don't have to like everybody and everybody doesn't have to like you."

"Being in love with someone is like lettin him point a gun to your head and trusting him not to pull the trigger."

Saturday, December 8, 2012

How I always adore you, dad.

Hay.............abis ilang dompet nih. Tepatnya sih kecopetan diangkot gitu. Ceritanya gue sama temen les gue, namanya Caca, abis makan dari tempat nasi goreng @mang_asap. Abis penasaran sama nasi goreng level-nya itu. pas baliknya, ya begitulah.............. Males nyeritainnya. Bikin pengen nangis. Bukan uangnya sih yang jadi masalah, tapi kartu-kartunya itu!!!!! Tadi aja pas mau blokir atm gak bisa bikin atm baru lagi gara-gara semua kartu identitas lenyap-_- Btw, hari ini kadar kecintaan gue sama Alm Bokap bertambah. Tadi, pas gue ke kantor polisi minta surat keterangan kehilangan, ditanya kan, “rumahnya dimana?” “di katulampa, pak.” “dimananya?” “bapak tau pak dedi? Saya anaknya.” Dan gue langsung disamperin sama 3 bapak polisi dan disuguhin makan dan minum. Rasanya pengen nangis. Tuhan......Papah udah pergi setahun yang lalu. Dan Alhamdulillah, orang-orang masih selalu nganggep Papah pernah ada. Ini udah kedua kalinya lho. Pertama pas dijalan malem-malem, ditanya hal serupa sama polisi. Dan mereka bilang, “Papah kamu tuh orang baik. Jarang ada orang kayak beliau. Dia gak pernah mandang bulu. Nganggep semua orang sama. Sayangnya dia gak pernah sadar kalau orang-orang cuma pengen duit dia aja.” Dan gue membenarkan hal itu. Papah yang selalu baik ke semua orang. Siapapun dia. Selalu ngajarin gue buat gak sombong dan selalu berbagi. Papah selalu bilang kalau kita ini bukan siapa-siapa. Semua rejeki yang kita punya itu hanya titipan dari yang Kuasa. Gue gak pernah sadar bahwa bokap sehebat ini. Bokap gue bukan orang pinter lulusan s3 yang kerja diperusahaan besar. Bokap cuma lulusan SMA yang kerja di terminal, yang karena kerendahan hatinya, dia diangkat jadi pengurus beberapa perusahan bus besar. Dan karena beliau gak pernah punya pikiran jelek sama orang, dia punya banyak kenalan di kota ini. Bukannya sombong atau gimana, polisi mana yang gak kenal sama bokap. Walikota pun waktu pemilihan dateng kerumah untuk minta tolong. Gue selalu kagum sama sifat kerendahan hatinya, yang gak pernah suudzon sama orang, yang nganggep semua orang itu sama. Dad, i love you. More than anyone else loves their dad.

Sunday, December 2, 2012

Kepada Hati

Tuhan, kali ini surat saya bukan untuk-Mu.
Tenang saja Tuhan, saya sudah mulai bisa menerima sekaligus mengerti setelah saya dengan susah payah meraba-raba, arti dari semua badai ini.
Hati, aku mohon.
Sekali lagi saja, bertahan lah untuk saya.
Berusahalah agar menjadi lebih kuat.
Agar menjadi lebih tegar.
Saya hanya bisa bergantung padamu kali ini, Hati.
Saya mengerti, dan saya juga merasakan selelah apa kamu saat ini dengan segala badai yang menerpa.
Tapi saya mohon, bertahanlah.
Saya sudah tidak tahu harus meminta kepada siapa lagi selain kepadamu.
Bukankah dulu kamu sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini?
Bukankah dari dulu tugasmu hanya untuk membohongi otak agar saya tidak perlu menunjukkan serapuh apa kamu saat itu?
Bukankah begitu, Hati?
Maaf, maafkan saya Hati.
Saya tahu, luka kamu bukan hanya luka biasa.
Maaf karena otakku belum mengerti bagaimana mengatur segalanya agar tidak menyakitimu.
Tapi tenang saja, Hati, aku sudah mulai belajar agar tidak menyakiti kamu.
Hatiku sendiri.

Saturday, October 27, 2012

Ada

Ada sesal yang merambati hati.
Menyelinap secara paksa disetiap helaan napas dan membuatnya menyesakkan.
Rasa malu untuk mengakui itu semakin lama semakin membuncah.
Tapi tak bisa dipungkiri bahwa rasa itu semakin menguat seiring waktu.
Ada sesuatu yang membuat hati ini enggan untuk melepas atau hanya sekedar melupa.
Ada sesuatu diujung sana yang membuatku enggan untuk melangkah lebih jauh.
Entah itu apa, tapi aku sangat merasakan pagar pembatas tak kasat mata menghalangi tubuhku untuk bergerak maju.
Seperti lapisan pelindung agar aku benar-benar tidak terluka.
Walau sebenarnya aku sendiri tidak tahu, luka atau kebahagiaankah yang ada disana.
Aku enggan untuk meraih atau membawanya mendekat.
Seperti ada atmosfir yang membuat jari ini terkatup kembali dan tidak lagi terjulur.
Ada sesuatu disana yang sangat asing dan aku sendiri sangat takut untuk mengambilnya.
Perasaan mendayu-dayu yang berjudulkan cinta itu tak jelas sudah aku rasakan sejak kapan tepatnya.
Aku menikmati itu.
Menikmati debaran mematikan yg membuat pipiku bersemu merah.
Aku menikmati ketegangan yang menyelimuti ketika aku dan dia hanya saling diam, saling melempar pandang dengan harapan agar si dia mengerti kode klise seperti ini.
Padahal aku sendiri sudah takut dari awal.
Takut akan rasa sakitnya.
Sakit yang seakan sudah biasa sehingga hanya bisa mengurut dada ketika nyeri itu menyergap kembali.
Sesak ini bukan sesak biasa yang timbul ketika menenggelamkan wajah ke dalam air.
Ini tentang sakitnya cinta yang tak ingin diakui keberadaannya.
Semua rasa seperti mengganggu dan segalanya disangkut pautkan oleh baret yang terus membekas dihati.

Thursday, October 25, 2012

Maaf, Tuhan.


Tuhan, maaf. Malam ini saya ingin mengeluh menumpahkan segala yang sudah mengendap terlalu lama dalam benak saya. Yang sudah terlalu jauh saya singkirkan padahal itu hanya akan membuat saya tersiksa. Maaf Tuhan, hanya malam ini saja.

Bisakah Kamu memaafkan saya jika saya berkata, bahwa saya sudah tidak percaya lagi pada segala macam dan bentuk harapan? Sekali lagi, maaf, Tuhan. Saya hanya sedang lelah mengatur nafas yang terasa sangat memburu dan begitu menyesakkan ini.

Saya tidak mengerti kesalahan sebesar apa yang sudah saya perbuat atas Kamu sehingga harapan yang selalu saya panjatkan hanya terkabul sepersekian mili nya saja. Sedangkan harapan yang sangat saya panjatkan tidak pernah terkabul. Dari dulu. Kenapa, Tuhan? Apa ada begitu banyak kesalahan yang saya perbuat sehingga saya menjadi seperti ini?

Saya hanya lelah Tuhan. Lelah. Menopang segalanya sendirian tanpa satu orang pun teman yang bersedia bahunya saya pinjam untuk sekedar menumpahkan cairan hangat ini. Cairan yang bahkan sedang mengalir menganak sungai di pipi saya saat saya sedang mengetikkan kata demi kata di surat ini. Saya tidak sekuat itu, Tuhan. Saya lelah berpura-pura segalanya baik-baik saja. Saya ingin segalanya berjalan normal seperti apa yang saya harapkan. Apa bisa, Tuhan, satu satu saja badai yang mengahmpiri saya? Tidak usah langsung sekaligus seperti ini. Saya bingung harus berpengangan kemana.

Maaf, Tuhan, maaf. Maaf saya sudah selancang ini. Saya tidak tahu apa yang harus saya perbuat. Saya hanya sedang merasa begitu rapuh. Bahkan tiupan angin pun rasanya bisa meluluh lantahkan seluruh jiwa saya dalam sedetik.

Ada apa Tuhan? Ada apa?
Haruskah saya percaya lagi pada harapan yang sedari dulu saya bangun tapi tak jua menjadi nyata?

Haruskan saya terus berharap agar harapan-harapan saya tidak hanya menjadi harapan semu?

Thursday, October 4, 2012

Perahu Kertas Quotes

“aku gak mau sepuluh, dua puluh tahun dari hari ini, aku masih terus-terusan memikirkan orang yg sama. bingung di antara penyesalan dan penerimaan.”  
“Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh”
 “Kenangan itu hanya hantu di sudut pikir, selama kita diam selamanya dia tetap jadi hantu, ga akan pernah jadi kenyataan”
“Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-segalanya.”
“Keheningan seakan memiliki jantung. Denyutnya terasa satu-satu, membawa apa yang tak terucap. Sejenak berayun di udara, lalu bagaikan gelombang air bisikan itu mengalir, sampai akhirnya berlabuh di hati.”
 “Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap di sana. Bumi hanya sedang berputar.”
“Aku merasa mimpiku semakin dekat, karena bersamamu aku tidak takut lagi jadi pemimpi.”  
"Karena hanya bersama kamu,segalanya terasa dekat,segala sesuatunya ada,segala sesuatunya benar."
"Diantara miliaran manusia pasti tuhan mempunyai alasan mengapa kau & aku dipertemukan"
“Ada saatnya cinta harus dilepas, tidak digenggam dengan begitu erat. Bahwa ada saatnya kita tidak perlu berlari, tapi berhenti, melihat sekeliling. dan tersenyum.”
“Apa yang orang bilang realistis, belum tentu sama apa yang kita pikirkan. ujung ujungnya kita juga tau kok, mana yang diri kita sebenarnya, mana yang bukan diri kita. Dan…kita juga tau apa yang kita pengen jalani.”
"Tidak akan ada masa depan bila tidak ada masa lalu. Pengkhianat terbesar adalah harapan kosong. Kenyataan terpahit adalah kenyataan yang tak setinggi harapan itu"

Tuesday, September 25, 2012

Untuk kamu, terimakasih.

Rasa ini asing.
Menyelinap begitu jauh ke dalam lubuk hati ini.
Ingin mengenyahkannya, tapi entah mengapa, seperti ada elektron.
Rasa ini membuatku nyaman akan kehadirannya disana.
Ini seperti candu yang telah lama aku kehilangan.
Aku rindu akan rasa ini.
Tapi tak juga bahwa aku menyukainya.
Rasa ini membuat otak dan hatiku berjalan tidak seiring seperti biasanya.
Mungkin ini yang orang bilang, aku jatuh cinta, jatuh cinta untuk kesekian kalinya.
Jatuh cinta dan berharap si pelaku yang membuatku jatuh akan menangkapnya.
Walau hanya harap, tapi bolehkah aku sedikit berharap?
Walau harap hanya tinggal harap. Ini rasa yang telah lama hilang dari hidupku.
Dan rasa ini kembali membuat hari-hariku berbeda.
Ada sensasi berbeda ketika hanya mendengar namanya.
Apalagi ketika bercerita tentangnya, emosi dan binar mata ini, selalu menyala.
Aku sudah terlalu lelah, sebenarnya, untuk berharap.
Tapi bukankah, sebagai manusia, kita perlu untuk berharap?
Walau harus disertai usaha, dan ternyata, usaha yang sudah aku lakukan hanya berbuah sesuatu yang sebenarnya ingin aku dapatkan saat awal.
Dan kini, aku malah mengharap buah yang lebih.
Tuhan, biarkan candu ini tinggal lebih lama dihatiku.
Tapi tolong Tuhan, jangan biarkan aku sakit karena candu ini.
Tetapi tiba-tiba, asa itu kini menghilang, sebelum sempat aku merasakan ia berkembang.
Menghilang secara paksa, karena aku tahu, selama apapun rasa ini akan bertahan, sakitnya tak dapat aku tahan setelahnya.
Biarkan ia menghilang dan aku hanya dapat berucap syukur.
Terimakasih pernah singgah dan mewarnai beberapa lembar hari di hidupku.

Friday, July 13, 2012

It has been a year, dad.

Pah, gak kerasa ya udah setahun Papah ninggalin kita semua. Bohong Pah, kalau aku bilang aku gak kangen Papah. Terlalu banyak perubahan drastis yang terjadi setelah Papah pergi. Dan mungkin, dari caara itu Allah membuat keluarga kita lebih kuat, tanpa Papah untuk menopang semua beban kita.
Sebelumnya, Papah yang selalu membantu, bahkan mengatasi masalah kami, sekarang, kami harus menyelasaikannya sendiri.
Baik-baik yah Pah disana. Maaf, sampai Papah pergi, Dhita belum bisa ngasih apa-apa buat Papah. Doain Dhita disini ya Pah. Dhita berusaha buat bikin bangga Papah disini dengan apa yang Dhita lakukan. Dhita disini cuma bisa berdoa biar Papah masuk surga, biar gak masuk neraka.
Dad, you are always gonna be the one.

Saturday, May 12, 2012

Kebiasaan

Ada seseorang pernah mengatakan, kalau menghilangkan kebiasaan lebih sulit dibanding menghilangkan kenangan.
Dan aku rasa, itu mungkin memang benar.
Karena sedikit demi sedikit, kenangan tentangmu, melebur seiring berjalannya waktu. Tetapi, kebiasa-kebiasaan aku sejak aku masih duduk di bangku kanak-kanak, masih melekat erat dengan jiwaku saat ini. Mungkin, ini salah satu kebiasaanku juga yang sulit dihilangkan. Memikirkan tentangmu setiap saat.
Dan aku, ingin menjadi kebiasaanmu.

Monday, April 23, 2012

And then....


Dan bahkan, sampai saat ini pun, masih belum ada seseorang yang menaruh kepercayaannya sepenuhnya kepadaku. Entah salahku apa, yang pasti hal ini membuat hatiku rapuh. Sudah ku katakan dalam berbelas0belas post di blog ini, aku bukan wanita yang mudah saja mengeluarkan air matanya hanya untuk masalah sepele. Tapi ternyata, masalah kepercayaan membuat air mataku jatuh berlinangan. Aku hanya ingin dipercaya. Hanya itu. Sesulit itukan salah satu dari jutaan manusia di dunia ini untuk percaya padaku?

Thursday, April 12, 2012

Duh..........

Bukan lagi karena cinta yang membuatku menangis. Bukan lagi karena harapan yang tak sesuai keinginan yang membuatku kecewa. Ini cukup sederhana, hanya karena aku. Aku yang mungkin belum juga bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Belum juga bisa memahami prang lain sepenuhnya. Aku yang masih selalu egois dan tidak memikirkan orang lain. Aku hanya merasa sepi. Aku merasa sendiri. Aku hanya ingin ditemani. Oleh siapapun disini.

Aku hanya ingin dimengerti walau aku tak sepenuhnya mengerti, toh selama ini aku selalu berusaha untuk mengerti. Aku hanya ingin mempunyai bahu tempatku bersandar akan semua keluh kesah. Aku hanya ingin ditopang ketika aku merasa lelah. Aku....aku hanya butuh digenggam ketika aku rapuh. Aku sepi....

Batinku sudah terlalu lemah akhir-akhir ini. Sudah tidak bisa lagi berfikir positif hanya untuk berusaha menghibur diri.

Terimakasih.

Monday, March 19, 2012

Muak.

Dan lagi-lagi, perasaan ini mengoyak kembali batinku. Mengiris setiap lukanya, hingga menjadi irisan yang bahkan akan melebur tertiup dengan angin.

Aku sudah cukup muak. Muak menyembunyikan setiap luka yang tertanam hingga tertimbun dan mengendap di dasar hati. Mengendap bersama luka-luka laluku, yang bahkan belum sempat aku benahi sebelumnya. Muak dengan segala keadaan yang sepertinya tidak pernah berpihak kepadaku.

Bukan. Itu bukan artinya aku tidak cukup bersyukur. Aku sudah cukup bersyukur akan setiap detik dengan apa yang telah Tuhan berikan kepadaku. Beserta apa yang yang ada di dalamnya.

Aku hanya merasa muak memiliki perasaan ini. Perasaan yang seharusnya tidak pernah aku pikirkan, tetapi terus menelusuk ke lubang otakku. memberikan setiap ruangnya racun.Racun agar otak ini merasa muak denga segalanya.


Yang aku tahu, bahagia itu sederhana. Dan entah racun apa yang telah menelusuk otakku, aku membuat rasa bahagia itu menjadi sulit. Sesulit menguak kisah atlantis yang menurut rumor sudah ditemukan.

Lelah ini tak kunjung usai. Tak menemukan ujung yang diterangi cahaya, walaupun hanya setitik. Lorong ini semakin gulita. Bahkan, membuatku semakin sesak bernapas. Dan aku hanya bisa bertahan dan berharap dari sisa-sisa kekuatan yang aku miliki. Berharap, aku masih cukup kuat untuk melanjutkan berjalan, tertatih, di lorong gelap yang mematikan ini.


Masih hidup dengan berjuta harapan. Dengan doa yang terus dipanjatkan setiap detiknya. Tidak tahu, apakah harapan-harapan itu bisa terwujud atau tidak. Apakah harapan itu tidak terlalu mustahil walau hanya hadir menemani tidur malam. Aku hanya ingin terus berharap, karena hidup, tak akan berarti apa-apa tapa harapan. Walaupun aku sendiri sudah lelah berharap. Lelah menerima kenyataan pahit dibalik harapan yang aku panjatkan.

Aku hanya ingin merasa bebas. Tanpa apapun yang aku pikul di pundak. Aku hanya ingin terbang bebas. Tanpa sesuatu yang dapat membuatku terjatuh. AKu hanya ingin hidup lebih bebas. Mengeluarkan segalanya tanpa perlu merasakan apa konsekuensi yang akan aku dapatkan setelahnya. Aku....aku hanya ingin terlepas dari belenggu yang mengikatku ini.

Mungkin aku sudah tidak sepandai dulu dalam merangkai kata-kata. Ah, bahkan dulu pun aku tak pernah pandai dalam apapun. Tapi sesungguhnya, aku hanya ingin menguak apa yag sedang aku rasa. Melalui kata-kata yang aku susun dengan beribu makna di dalamnya. Tanpa berharap maknanya akan tersampaikan.

Tuesday, February 28, 2012

"Cinta. Hal yang dikecap rasa, namun tak teraba raga. Ia datang tak bersuara. Tanpa berita, ia ada. Merasuki sukma dan pandangan mata."

"Sunyi, bukan berarti tak berbunyi. Hening, bukan berarti diam tak bergeming. Dengar suara kesunyian itu sejenak dan kau akan tahu sebuah rasa telah berarak. Secara perlahan, namun tak tertanggungkan. Karena cinta adalah hakiki. Sebuah misteri yang akan berganti sesuai perjalanan hati."


Love Command (Part 10)

Sunday, February 26, 2012

Let the quotes tell everything.

Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket

And always remember

Photobucket
Photobucket

And this is so true
Photobucket

Tuesday, February 7, 2012

Commitment.

Sebenernya, ini bukan kemauan gw sendiri untuk mengakhiri ini semua. Tapi, seperti apa yang Icanya bilang, kalau ini, mudah-mudahan, dan gw yakin, yang terbaik. Gw gak yakin dia bakal memilih jalan yang sama seperti apa yang gw ambil saat ini. Ini bukan cuma yang terbaik buat gw. Tapi buat dia juga. Karena kalau terus dilanjutin seperti ini, gw yakin gak akan bener.

Gw baru menyadari, bahwa dia (mungkin) bukan yang gw pengen. Yang gw ingin dari dia hanya sebatas perhatiannya. Ya mungkin karena selama ini kan gw sudah lama mengenyam status jomblo. Tapi bukan berarti gw pun gak ada rasa sama dia. Bohong, kalau selama sebulan lebih deket, gw nggak ada rasa sama dia. Tapi ya tadi gw bilang, ternyata dia bukan yang gw mau. Bukan yg gw butuhkan.

Gw gak akan mengumbar apa permasalahan yang terjadi. Yang akan gw share disini, adalah bagaimana cara dan langkah gw mengambil keputusan, yang semoga saja tepat.

"Cinta yg menjadi komitmen bukan karena takut kesepian tp karena ketulusan. Kalo gak tulus mending gak usah ada komitmen krn gak semua org bisa memegang komitmennya."

Monday, January 16, 2012

Menetas kembali.

Saya merasa seperti baru menetas lagi. Bukan, mungkin bukan baru menetas, saya hanya baru berkecimpung kembali dalam urusan seperti ini. Setelah sekian lama saya vakum, memilih untuk terus melakukan hal yang saya ingin, dan bukan melakukan kegiatan yang semenjak 3 minggu terakhir ini, menjadi rutinitas sehari-hari.

Mungkin karena saya, selama 3 tahun ini, tenggelam dalam bayang-bayang seseorang, yang terus saya ikuti, sampai akhirnya dia meminta saya untuk tidak membuntutinya lagi. Mungkin karena itu, saya mulai memberanikan diri untuk kembali mencicipi pergulatan di masalah semacam ini.

Kalau orang bilang saya trauma, saya tidak bisa untuk tidak membantah argumen tersebut. Mungkin, di lubuk hati saya yang jauh disana, hati kecil yang suaranya terkadang tak bisa saya dengar, karena saya menabur kebohongan pada hati saya sendiri di dasarnya, argumen tersebut benar. Saya trauma.

Tidak ada alasan pasti mengapa saya trauma. Atau apa yang menyebabkan saya trauma. Mungkin sebenarnya saya tahu. Tapi saya memilih untuk berpura-pura tidak tahu. karena, itu hanya akan mengorek luka masa lalu. Yang sudah berhasil saya endapkan.

Sekarang mungkin saya menjadi orang terbuta yang pernah ada dalam menghadapi masalah, yang sebenarnya, cukup sepele, seperti ini. Saya terus bertanya, tidak yakin dengan apa jawaban di dalam hati saya. Saya takut. Ketakutan itu mengalahkan segalanya. Dan ketakutan itu, bersumber dari rasa trauma saya.

Entah itu hanya semacam sugesti atau bukan, tapi toh itu terasa nyata. Nyata sekali, sampai membuat dada ini terasa seperti di timpa oleh ribuat ton beton. Menyesakkan.


Saya sebenarnya tahu, hanya ada satu kunci dalam masalah ini.
Jalani segalanya.
Menikmati setiap momennya.
Ikuti setiap alurnya.
Bermain bersama permainannya.

Saya beruntung memiliki kerabat yang masih setia mendengar keluh kesah saya, biarpun saya telah menanyakan hal serupa berjuta kali, dan mereka pun tak pernah lelah menjawab berjuta kali pula.

Ya,
Jalani yang saya rasa itu cukup baik. Dimana ketika saya menjalani itu, saya merasa nyaman dan tidak tetekan.

Saturday, January 7, 2012

Pepatah

"Kamu pantas mendapatkan seseorang yg mampu buatmu bahagia, seseorang yg membuat hidupmu lebih mudah, seseorang yg tak akan buatmu terluka."

"Hal yg kau sukai belum tentu baik. Jika tuk dapatkan yg kau sukai, kau sering gagal, sebaiknya kau belajar menyukai yg tak kau sukai. - M. T"

"Lebih baik mencintai dia yang jauh tapi sangat ingin bertemu denganmu, daripada mencintai dia yang dekat tapi tak ada waktu untuk menemuimu."

"Jangan buang waktu mengingat dia yang menyakitimu. Yang penting adalah kamu tak pernah lupa dia yang mampu buatmu tersenyum kembali."

"Org yg salah mungkin membuatmu bersenang-senang, namun org yg tepat akan membuatmu merasa tenang. -@AmandaAdriani"

"Jgn bertanya mengapa seseorg terus menyakitimu. Tanyakan dirimu sendiri mengapa kau msh mempedulikannya. -@AmandaAdriani"

"Jangan habiskan waktumu untuk menunggu dia yg tak yakin dan tak percaya kamu. Cinta bukan sekadar rasa, tapi cinta butuh yakin dan percaya."

"Berhentilah menunggu dia yang tak pernah tahu betapa berartinya dirimu. Buka matamu, pasti ada seseorang yang menganggapmu begitu berarti."

"Jangan pernah berpikir kamu tak cukup baik. Jika seseorang tak bisa melihat kemampuanmu, mungkin mereka yg tak cukup baik."

"CINTA memang mampu membuat seseorang menunggu begitu lama, tapi kadang kamu harus mencintai dirimu juga, dengan menyadari kapan tuk pergi."

"Dia yg memberi bahagia yg tak dapat kamu jelaskan akan selalu menjadi alasan atas sedihmu yg juga tak dapat kamu jelaskan. -@cintaituaneh"

"Terkadang, meski telah terluka, kamu memilih tuk tetap bertahan dengan harapan dia yg kamu cinta akan berubah dan akhirnya tulus mencinta."

"Jangan biarkan hal kecil merusak bahagiamu sepanjang hari. Tinggalkan yg buatmu sedih, karena kamu pantas dapatkan bahagia."


The worst saturday night I have ever had.
Finger Peace Sign