Aku mendengar suara gemuruh pendukung -yang aku yakini- dari sekolahmu. Ternyata aku benar. Dengan tergesa-gesa aku mengantri untuk masuk ke lapangan indoor di GOR kotaku, berharap melihat dirimu sedang melempar bola basket, dengan peluh yang menghiasimu, yang selalu aku suka. Ternyata aku salah. Aku telah menelusuri semua pemain di sekolahmu, tetapi nihil. Kau tak bergabung dalam tim basket? Aku duduk di bangku undakan paling bawah, menaruh kepalaku di bahu temanku. 'Dia gak ada.' kataku lirik, berbisik untuk diriku sendiri. Tak ada yang mendengar, kondisi GOR saat ini sangat ramai. Maklum, pembukaan DBL COMPETITION. Teman-teman mengajak berpindah tempat, aku dengan malas mengiyakan.
Dari sudut mataku pun aku tahu itu pasti kau.
Kau duduk di undakan ke 4 menggunakan kaus berwarna hitam dengan sweater tersampir dibahumu.
Disampingmu, duduk wanita -kekasihmu- menggunakan seragam pramuka sedang bercengkrama denganmu.
Dada ini terasa sesak.
Memang, aku ingin bertemu denganmu, tapi....tidak dengan dia.
Aku berbisik pada Qisti, mengatakan bahwa ia ada disini. Di atas kita. Hanya dipisahkan 2 undakan. Aku bilang aku kuat, dan aku hanya ingin duduk. Itu karena kaki ini terlalu lemas untuk menahan.
Tapi nyatanya, aku menangis. Aku tak pernah sanggup bertemu denganmu, bersama wanitamu.
Di dalam GOR itu, keadaan sangat ramai. Tapi tetap saja, kamu tak bisa mengalihkan pikiranmu. Aku selalu membuat alasan untuk bisa menoleh ke atas-belakang, agar bisa menikmati setiap lekuk wajahmu. Masih sama. Senyum yang selalu mendamaikan hatiku. Tapi senyum itu bukan lagi untukku.
Aku dan teman-teman bergegas menuju tempat supporter sekolah kami berkumpul. Walau dalam keadaan risuh, aku tetap saja mencarimu, ingin terus mengintilmu, agar aku tahu kemana kamu pergi. Gila.
Sampai akhirnya, aku menemukan kau telah hilang. Entah ditelan oleh puluhan orang di depanmu atau kan sudah pergi.
Aku meringis cinta. Masih adakah kesempatan untukku menikmati lekuk wajahmu? Kapan? Terakhir kita bertemu selain hari ini, 10 Oktober 2009. Ditempat ini juga. Aku suka ketika ada ada kompetisi basket, karena dengan mudah aku akan menemuimu. Aku mengecek twitter wanitamu. Oh, ternyata kalian malam minggu ke cisarua? Have fun:D.
Aku berharap ini semua memang yang terbaik. Aku ingin melihat caramu me-shoot bola ke ring. Aku ingin menikmati setiap peluh yang menghasi lekukan wajahmu.
Maaf....
Love, Dhita.