Friday, January 14, 2011

Aku Tahu, Dari Kamu

Aku tahu rasanya dikhianati. Aku tahu sakitnya didustai. Aku tahu perihnya dilukai. Aku tahu sepinya ditinggali. Aku tahu lelahnya terus menanti. Aku tahu rindunya kepada orang yang tak mungkin hadir lagi. Aku tahu itu semua. Dari kamu.


Aku tahu melambungnya digombali. Aku tahu tersipunya dirayu. Aku tahu tersanjungnya dibuai. Aku tahu rasanya pipi ini merona. Aku tahu hangatnya belaian yang spesial. Aku tahu indahnya dicintai. Aku tahu nikmatnya dikasihi. Aku tahu itu semua. Dari kamu.


Ini bukan apa-apa. Sepenggal kata-kata tak bermakna yang hanya akan tersapu ombak dipantai sana.


Aku masih ingin kamu. Walau kutahu itu tidak mungkin. Aku masih terus berusaha tulus dan ikhlas. Walau kadang aku merasa lelah. Aku masih terus berdoa agar kamu baik-baik saja. Walau bukan denganku. Itu untuk kamu. Demi kamu. Orang yang masih aku sayangi.


Kadang ketika aku memimpikan segala tentang kita yang penuh dengan keindahan, aku hanya dapat meneguk ludah kecewa. Itu hanya mimpi.


Kadang aku pun harus terus mengukuhkan hati. Bahwa tak ada yang tak mungkin. Tapi sampai kapan aku terus menanti dan yakin, bahwa kau akan kembali?


Kadang aku iri kepada siapapun yang dengan mudahnya memindahkan hatinya ke hati yang lain. Bukan seperti aku, sudah tahun ke-3. Sampai tahun ke berapa aku menanti?


Aku masih tidak percaya, bagaimanapun aku sudah tidak akan bisa menyentuh duniamu se-inci pun. Duniamu dan duniaku sudah jauh berbeda. Bahkan kau sendiri pun jauh berubah.


Aku hanya bisa berdoa. Berharap agar ini semua memang yang terbaik. Ini jalan yang Tuhan pilih untuk kita. Berdoa, agar semua memang akan indah pada waktunya. Berdoa, agar aku yakin akan segalanya.



Love, Dhita.
Finger Peace Sign