Tuesday, February 25, 2020

dari layar ponsel dapat kulihat redup
matamu yang merunduk
diikuti suaramu yang tersangkut
di kerongkongan seperti ada yang menyulut

aku menyimak setiap kata yang kau ucap
betapa setiap helaan napas berat
ikut membuat dadaku terasa sesak
lalu aku hanya bisa berucap
"jangan sedih"

dari intonasi yang keluar dari mulutmu
aku yakin banyak emosi yang kau simpuh
agar tidak keluarnya air di pelupuk
tapi aku merasa ikut merasuk
betapa sakit tak bisa dipaksa luruh

ku biarkan engkau menyelesaikan semua cerita
karena aku tau kau hanya butuh disimak
lalu pelan-pelan aku berusaha menjadi pengingat
kita hanya hamba Tuhan, hanya bisa meminta
untuk ikhlas dan kuat

kamu bilang, "kamu bijak ya."
aku jawab "aku begini adanya
selama ini kamu taunya
yang mau kamu tau saja
bukan aku sepenuhnya"

lalu kamu bilang maaf
atas segala kesalahan yang kita perbuat
aku bilang sulit untuk menerima
karena aku bukan Tuhan yang maha pemaaf
biar waktu yang menjawab
dan menghapus luka yang mengerak
ku harap tidak menjadi penyakit hati, semoga.






*bikinnya sambil pupu*
Finger Peace Sign